Download kitab pdf terlengkap AswajaPedia Klik di sini

HUKUM ANAK MENOLAK PERJODOHAN

KESIMPULAN TEAM MUSYAWWIRIN DHF
HUKUM ANAK MENOLAK PERJODOHAN..
====================
PERTANYAAN:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Deskripsi Masalah
Pada zaman sekarang sudah jauh berbeda dengan zaman siti nurbaya, buktinya banyak anak gadis berontak bila mau di jodohkan oleh orang tuanya, kebanyakan dari mereka berasumsi sudah mempunyai pilihan sendiri, padahal belum tentu pilihan mereka yang terbaik, salah satu dari mereka sebut saja dila, dia memilih kabur bersama kekasihnya untuk menata rumah tangga dengan tanpa restu kedua orang tuanya , pasalnya orang tuanya tidak setuju kepada si lolo yang mempunyai latar belakang buruk (anak bajingan) kerena mungkin cinta sudah meracuni keduanya dilapun memilih untuk kabur bersama lolo (kawin lari) yang sekarang tidak di ketahui rimbanya,
Dengan kejadian tersebut ortu dila marah besar sampai dia tidak mau mengakui dila sebagai anak kandung nya lagi, dan sejak itu ortu dila sakit keras, tak selang berapa lama ortu dila pun meninggal dunia, dan sebelum meninggal dia berwasiat pada doni selaku kakak dila untuk tidak boleh menerima dila kembali ke rumah kalau suatu saat dia kembali, dan jangan kamu kasih bagian warisan milik dia kalau dia memintanya, kareana dia sudah tidak aku anggap sebagai anakku lagi
Dan beberapa tahun kemudian dilapun datang bersama keluarga kecilnya dengan niat mengambil jatah warisan tanah yang letaknya tak jauh dari rumah doni, sepontan donipun menolaknya dengan lantang bahwa dila tidak boleh memiliki tanah tersebut, karena bapaknya sudah berwasiat untuk tidak memberikan sepeserpun dari warisan bapaknya.
Pertanyaan:
Apakah dikatakan durhaka sikap yang di lakukan dila pada orang tuanya ? & kalau demikian apakah ada cara untuk dila meminta maaf kepada ortunya yang sudah meninggal?
Di benarkan kah tindakan doni tersebut ? jika tidak, bagaimana solusinya mengingat dia tidak punya kekuatan untuk memperjuangkan hak nya?

JAWAB:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

👉pada dasarnya Anak yang menolak perjodohan orang tuanya tidak dikatakan durhaka pada orang tuanya. Mana kala penolakan si anak tersebut dengan baik dan ada alasan yg dapat di legalkan secara syar,i:
Misal si anak sudah mempunyai calon sendiri yg lebih sepadan (sekufu') baik dari segi agama,ilmu maupun nasab.

👉sehingga jika memang mempunyai alasan tersebut Boleh menolak perjodohan tersebut.

👉namun tetap perlu di perhatikan bahwa penolakan seorang anak terhadap perjodohan orang tuanya adalah   dilakukan dengan cara dan ucapan yang bijak sehingga tidak menyakiti hati dan perasaan orang tua sebab.

✅Dan jika ternyata penolakan tersebut tidak dilatar belakangi karena anak memiliki pilihan selain pilihan orang tuanya dengan level yang sepadan (kufu’),

Ataupun pilihan orang tua memang lebih sepadan (sekufu')

🔴maka menurut sebagian Ulama’ dari kalangan madzhab Syafi’i wajib bagi anak tersebut untuk mematuhi dan mengikuti pilihan orang tuanya dengan pertimbangan orang tua lebih jauh dalam berfikir sehingga lebih mengerti dengan hal yang lebih baik dan bermanfa’at (mashlahah) bagi anaknya. Pendapat ini adalah pendapat yang lebih benar (ashah).

🔴Sedang sebagian Ulama’ yang lain menyatakan jika penolakan tersebut dilatar belakangi karena anak memiliki pilihan selain pilihan orang tuanya dengan level yang sepadan (kufu’), maka orang tua harus mengikuti pilihan anak dengan pertimbangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Pendapat ini merupakan 👉pendapat yang dipilih oleh Imam Al-Subki. Imam Al-Adzra’i juga tidak mau ketinggalan dan turut memberikan statemen dengan menyatakan jika pilihan anak memiliki nilai lebih dibanding pilihan orang tua (ex: lebih tampan, kaya), maka wajib bagi orang tua untuk mengikuti pilihan anaknya..

👉Kesimpulan nya:

Dlm.kasus di atas mengingat laki_laki yg di pilih dila berlatar belakang yg tidak baik, sehingga dalam syari,at islam tdk di katagorikan sekufu' maka dalam kasus di atas tindakan dila tdk dapat di benarkan, bahkan nikah nya tidak sah, sebab laki.laki yg ia pilih tidak se kufu'/tidak sederajat dan tidak sepadan.

📚REFERENSI:

📔 كشاف القناع . الجز 5. صفحة 7.
ومن أمره به والداه أو ) أمره به ( أحدهما قال أحمد أمرته أن يتزوج ) لوجوب بر والديه قال في الفروع والذي يحلف بالطلاق لا يتزوج أبدا إن أمره به أبوه تزوج ( قال الشيخ وليس لهما ) أي لأبويه ( إلزامه بنكاح من لا يريد ) نكاحها لعدم حصول الغرض بها ( فلا يكون عاقا ) بمخالفتهما في ذلك ( كأكل ما لا يريد ) أكله

📔الأدب الشرعية ١/٣٣٥
فصل ليس للوالدين إلزام الولد بنكاح من لا يريد قال الشيخ تقي الدين رحمه الله تعالى أنه ليس لأحد الأبوين أن يلزم الولد بنكاح من لا يريد وإنه إذا امتنع لا يكون عاقا.

📔تحفة المحتاج فى شرح المنهاج . الجز 7. صفحة  ٢٥٣
(ولو عينت) مجبرة (كفؤا وأراد الأب) أو الجد المجبر (غيره فله ذلك) وإن كان معينها يبذل أكثر من مهر المثل (فى الأصح) لأنه أكمل نظرا منها والثاني يلزمه إجابتها إعفافا لها واختاره السبكي وغيره قال الأذرعي ويظهر الجزم به إن زاد معينها بنحو حسن أو مال أما غير المجبرة فيتعين معينها قطعا لتوقف نكاحها على إذنها (تنبيه) لا يأثم باطنا بعضل لمانع مخل بالكفاءة علمه منه باطنا ولم يمكنه إثباته------- (قوله: لا يأثم) ظاهره الولي مطلقا وقال ع ش أي غير المجبر انتهى ولم يظهر لي وجهه (وقله: مخل بالكفاءة) وفى زوائد الروضة لو طلبت التزوج برجل وادعت كفاءته و أنكر الولي رفع للقاضي فإن ثبتت كفاءته ألزمه تزويجها فإن امتنع زوجها به وإن لم يثبت فلا انتهى معني.

👉[ I’aanah at-Thoolibiin I/173 ]
📔( قوله لا يزوج الخ ) يعني لو عينت للولي المجبر كفؤا وهو عين لها كفؤا آخر غير كفئها لا يكون عاضلا بذلك فلا يزوجها القاضي بل تبقى الولاية له وذلك لأن نظره أعلى من نظرها فقد يكون معينه أصلح لها من معينها

وقوله وقد عين هو أي المجبر

📔وقوله وإن كان معينه بصيغة اسم المفعول وهو غاية لعدم تزويج القاضي حينئذ أي لا يزوج القاضي حينئذ وإن كان من عينه المجبر أقل في الكفاءة بمن عينته هي لأنه لا يكون عاضلا بذلك

.
👉[ Tuhfah al-Muhtaaj 29/495 ].
📔( وَلَوْ عَيَّنَتْ ) مُجْبَرَةٌ ( كُفُؤًا وَأَرَادَ الْأَبُ ) أَوْ الْجَدُّ الْمُجْبِرُ كُفُؤًا ( غَيْرَهُ فَلَهُ ذَلِكَ ) ، وَإِنْ كَانَ مُعَيَّنُهَا يَبْذُلُ أَكْثَرَ مِنْ مَهْرِ الْمِثْلِ ( فِي الْأَصَحِّ ) ؛ لِأَنَّهُ أَكْمَلُ نَظَرًا مِنْهَا وَالثَّانِي يَلْزَمُهُ إجَابَتُهَا إعْفَافًا لَهَا وَاخْتَارَهُ السُّبْكِيُّ وَغَيْرُهُ قَالَ الْأَذْرَعِيُّ وَيَظْهَرُ الْجَزْمُ بِهِ إنْ زَادَ مُعَيَّنُهَا بِنَحْوِ حُسْنٍ أَوْ مَالٍ أَمَّا غَيْرُ الْمُجْبَرَةِ فَيَتَعَيَّنُ مُعَيَّنُهَا قَطْعًا لِتَوَقُّفِ نِكَاحِهَا عَلَى إذْنِهَا



[ والله اعلم بالصواب ]

Diskusihukumfiqh212.blogspot.com
hikmahdhf.blogspot.com

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.