KESIMPULAN TEAM MUSYAWWIRIN DHF
HUKUM BAGI ORANG YANG GEMUK
====================
PERTANYAAN:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Mau tanya ni apa hukum ya orang gemuk menurut agama islam?
Tolog penjelasan ya ?
JAWAB:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
👉 gemuk itu nggak haram, yang haram itu jika makan berlebihan.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyatakan dalam Al Qurān:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا
"Makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan."
(Al-A'raf 31)
👉Dari Hasan bin Idris al-Halwani menyatakan bahwa beliau mendengar komentar Imam as-Syafii tentang orang gemuk,
ما أفلح سمين قط إلا أن يكون محمد بن الحسن
Sama sekali tidak akan beruntung orang yang gemuk, kecuali Muhammad bin Hasan As-Syaibany (Gurunya as-Syafi’i).
Beliau ditanya, “Mengapa demikian?”
Jawab beliau,
لأن العاقل لا يخلو من إحدى خلتين إما أن يغتم لآخرته ومعاده أو لدنياه ومعاشه والشحم مع الغم لا ينعقد فاذا خلا من المعنيين صار في حد البهائم فيعقد الشحم
Karena seorang yang berakal tidak lepas dari dua hal; sibuk memikirkan urusan akhiratnya atau urusan dunianya, sedangkan kegemukan tidak terjadi jika banyak pikiran. Jika seseorang tidak memikirkan akhiratnya atau dunianya berarti dia sama saja dengan hewan, jadilah gemuk. (Hilyah al-Auliya’, 9/146).
Gemuk yang Tidak Tercela
Bagian ini yang dikecualikan, gemuk yang tidak tercela. Gemuk bukan karena malas-malasan, dan bukan karena terlalu banyak makan. Dia tetap menjadi pahlawan bagi umat, dan berusaha melakukan aktivitas yang bermanfaat. Sebagaimana yang dialami Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di penghujung usia beliau dan beberapa sahabat lainnya.
Aisyah menceritakan,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُوتِرُ بِتِسْعِ رَكَعَاتٍ فَلَمَّا بَدَّنَ وَلَحُمَ صَلَّى سَبْعَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ
Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir 9 rakaat, setelah beliau mulai gemuk dan berdaging, beliau shalat 7 rakaat. Kemudian shalat 2 rakaat sambil duduk. (HR. Ahmad 26651 dan Bukhari 4557).
Dari Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhuma,
Saya bertanya kepada pamannya, Ibnu Abi Halah tentang ciri fisik Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengatakan,
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم فخما مفخما
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam orang yang badannya besar. (as-Syamail al-Muhammadiyah Turmudzi, 1/34).
Sebagian menafsirkan kata: fakhman mufakhaman dengan gemuk.
Mula Ali Qori mengatakan,
وَأَمَّا مَا وَرَدَ أَنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ السَّمِينَ ; فَمَحْمَلُهُ إِذَا نَشَأَ عَنْ غَفْلَةٍ وَكَثْرَةِ نِعْمَةٍ حِسِّيَّةٍ كَمَا يَدُلُّ عَلَيْهِ رِوَايَةُ يُبْغِضُ اللَّحَّامِينَ
Riwayat yang menunjukkan bahwa Allah membenci orang gemuk, dipahami jika gemuk ini terjadi karena kelalaian, terlalu banyak menikmati kenikmatan lahir, sebagaimana yang ditunjukkan dalam riwayat tentang kebencian bagi orang gendut. (Jam’ul Wasail fi Syarh as-Syamail, 1/34).
👉tafsir Qurtubi QS Muhammad 12 :
{إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ}
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Muhammad: 12)
Yakni pada hari kiamat nanti.
{وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الأنْعَامُ}
Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. (Muhammad: 12)
Yaitu dalam kehidupan dunia mereka senang, dan mereka hidup hanya untuk makan sebagaimana binatang makan, yakni tujuan mereka hanyalah makan dan bersenang-senang dalam dunia ini. Karena itulah disebutkan dalam hadis sahih melalui sabda Rasulullah Saw. yang mengatakan:
"الْمُؤْمِنُ يَأْكُلُ فِي مِعيّ وَاحِدٍ، وَالْكَافِرُ يَأْكُلُ فِي سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ"
Orang yang mukmin makan dengan satu perut, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh perut.
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
{وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ}
Dan neraka adalah tempat tinggal mereka. (Muhammad: 12)
Yakni di hari mereka mendapat pembalasan.
📚REFERENSI:
فيض القدير شرح الجامع الصغير
📔221 - (ﺃﺣﺒﻜﻢ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﺃﻗﻠﻜﻢ ﻃﻌﻤﺎ) ﺑﻀﻢ اﻟﻄﺎء ﺃﻛﻼ ﻭﻛﻨﻰ ﺑﻪ ﻋﻦ اﻟﺼﻮﻡ ﻷﻥ اﻟﺼﺎﺋﻢ ﻳﻘﻞ ﺃﻛﻠﻪ ﻏﺎﻟﺒﺎ ﺃﻭ ﻫﻮ ﻧﺪﺏ ﺇﻟﻰ ﺇﻗﻼﻝ اﻷﻛﻞ ﻓﻼ ﻳﺄﻛﻞ ﺇﻻ ﻣﺎ ﻳﺘﻘﻮﻯ ﺑﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻭﻣﺎ ﻻ ﺑﺪ ﻣﻨﻪ ﻟﻠﻤﻌﺎﺵ (ﻭﺃﺧﻔﻜﻢ ﺑﺪﻧﺎ) ﺃﻭﻗﻌﻪ ﻣﻮﻗﻊ اﻟﺘﻌﻠﻴﻞ ﻟﻤﺎ ﻗﺒﻠﻪ ﻓﺈﻥ ﻣﻦ ﻗﻞ ﺃﻛﻠﻪ ﺧﻒ ﺑﺪﻧﻪ ﻭﻣﻦ ﺧﻒ ﺑﺪﻧﻪ ﻧﺸﻂ ﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺓ ﻭﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺓ ﺗﺄﺛﻴﺮ ﻓﻲ ﺗﻨﻮﻳﺮ اﻟﺒﺎﻃﻦ ﻭﺇﺷﺮاﻗﻪ
📔"ﻭﺧﻔﺔ اﻟﺒﺪﻥ ﺃﻣﺮ ﻣﺤﻤﻮﺩ ﻭاﻟﺴﻤﻦ ﻣﺬﻣﻮﻡ" ﻗﺎﻝ اﻹﻣﺎﻡ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ: ﻣﺎ ﺃﻓﻠﺢ ﺳﻤﻴﻦ ﻗﻂ ﺇﻻ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ اﻟﺤﺴﻦ ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ اﻟﻌﺎﻗﻞ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﻬﺘﻢ ﻵﺧﺮﺗﻪ ﻭﻣﻌﺎﺩﻩ ﺃﻭ ﻟﺪﻧﻴﺎﻩ ﻭﻣﻌﺎﺷﻪ ﻭاﻟﺸﺤﻢ ﻣﻊ اﻟﻐﻢ ﻻ ﻳﻨﻌﻘﺪ ﻓﺈﺫا ﺧﻠﻲ ﻣﻦ اﻟﻤﻌﻨﻴﻴﻦ ﺻﺎﺭ ﻓﻲ ﻋﺪاﺩ اﻟﺒﻬﺎﺋﻢ ﻓﺎﻧﻌﻘﺪ ﺷﺤﻤﻪ ﻭﻗﺪ ﺗﻄﺎﺑﻘﺖ اﻷﺧﺒﺎﺭ ﻭاﻵﺛﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﺫﻡ اﻟﺸﺒﻊ ﻭاﻟﺠﻮﻉ ﺃﺳﺎﺱ ﺳﻠﻮﻙ اﻟﻄﺮﻳﻖ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻠﺬﻟﻚ ﺧﺺ ﺑﺎﻷﺣﺒﻴﺔ. ﻗﺎﻟﻮا ﺷﺒﻊ ﻳﺤﻴﻰ اﺑﻦ ﺯﻛﺮﻳﺎ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼﺓ ﻭاﻟﺴﻼﻡ ﻟﻴﻠﺔ ﻣﻦ ﺧﺒﺰ اﻟﺸﻌﻴﺮ ﻓﻨﺎﻡ ﻋﻦ ﻭﺭﺩﻩ ﻓﺄﻭﺣﻰ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺇﻟﻴﻪ ﻳﺎ ﻳﺤﻴﻰ ﻫﻞ ﻭﺟﺪﺕ ﺩاﺭا ﺧﻴﺮا ﻣﻦ ﺩاﺭﻱ ﻭﺟﻮاﺭا ﺧﻴﺮا ﻣﻦ ﺟﻮاﺭﻱ؟ ﻭﻋﺰﺗﻲ ﻭﺟﻼﻟﻲ ﻟﻮ اﻃﻠﻌﺖ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﺮﺩﻭﺱ ﺇﻃﻼﻋﺔ ﻟﺬاﺏ ﺟﺴﻤﻚ ﻭﺯﻫﻘﺖ ﺭﻭﺣﻚ اﺷﺘﻴﺎﻗﺎ ﻭﻟﻮ اﻃﻠﻌﺖ ﻋﻠﻰ ﺟﻬﻨﻢ ﺇﻃﻼﻋﺔ ﻟﺒﻜﻴﺖ اﻟﺼﺪﻳﺪ ﺑﻌﺪ اﻟﺪﻣﻮﻉ ﻭﻟﺒﺴﺖ اﻟﺤﺪﻳﺪ ﺑﻌﺪ اﻟﻨﺴﻮﺝ
ﻭﻗﺎﻝ اﻟﺸﺎﺫﻟﻲ ﺟﻌﺖ ﻣﺮﺓ ﺛﻤﺎﻧﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻓﺨﻄﺮ ﻟﻲ ﺃﻳﺤﺼﻞ ﻟﻲ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺷﻲء ﻭﺇﺫ ﺑﺎﻣﺮﺃﺓ ﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﻣﻐﺎﺭﺓ ﻛﺄﻥ ﻭﺟﻬﻬﺎ اﻟﺸﻤﺲ ﺣﺴﻨﺎ ﻭﻫﻲ ﺗﻘﻮﻝ ﻣﻨﺤﻮﺱ ﺟﺎﻉ ﺛﻤﺎﻧﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻓﺄﺧﺬ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺭﺑﻪ ﺑﻌﻤﻠﻪ ﻫﺎ ﺃﻧﺎ ﻟﻲ ﺳﺘﺔ ﺃﺷﻬﺮ ﻟﻢ ﺃﺫﻕ ﻃﻌﺎﻣﺎ ﻗﻂ ﻗﺎﻝ اﻟﻐﺰاﻟﻲ: ﻣﻦ ﺃﺑﻮاﺏ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ اﻟﻌﻈﻴﻤﺔ اﻟﺸﺒﻊ ﻭﻟﻮ ﻣﻦ ﺣﻼﻝ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﻮﻱ اﻟﺸﻬﻮاﺕ ﻭﻫﻲ ﺃﺳﻠﺤﺔ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻭﺭﻭﻱ ﺃﻥ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻇﻬﺮ ﻟﺴﻴﺪﻧﺎ ﻳﺤﻴﻰ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼﺓ ﻭاﻟﺴﻼﻡ ﻓﺮﺃﻯ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻌﺎﻟﻴﻖ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﻲء ﻓﻘﺎﻝ: ﻣﺎ ﻫﺬﻩ ﻓﻘﺎﻝ: اﻟﺸﻬﻮاﺕ اﻟﺘﻲ ﺃﺻﻴﺪ ﺑﻬﺎ ﺑﻨﻲ ﺁﺩﻡ ﻗﺎﻝ: ﻓﻬﻞ ﻟﻲ ﻓﻴﻬﺎ ﺷﻲء ﻗﺎﻝ: ﺭﺑﻤﺎ ﺷﺒﻌﺖ ﻓﺜﻘﺎﻧﺎﻙ ﻋﻦ اﻟﺼﻼﺓ ﻭاﻟﺬﻛﺮ ﻗﺎﻝ: ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻲ ﺃﻥ ﻻ ﺃﻣﻸ ﺑﻄﻨﻲ ﺃﺑﺪا ﻗﺎﻝ ﺇﺑﻠﻴﺲ: ﻭﻟﻠﻪ ﻋﻠﻲ ﺃﻥ ﻻ ﺃﻧﺼﺢ ﺃﺑﺪا. (ﻓﺮ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ)
[ والله اعلم بالصواب ]
Diskusihukumfiqh212.blogspot.com