KESIMPULAN TEAM MUSYAWWIRIN DHF
HUKUM MAJU KARNA MENGISI SHAF YANG KOSONG SAAT SHOLAT BERJAMAAH
====================
PERTANYAAN:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
, izin bertanya
Deskripsi masalah
Kang inul adalah santri yang aktif dalam berjamaah, bagian tengah adalah shaf yang paling ia gemari. Di suatu hari, ketika para santri sedang melaksanakan shalat dluhur berjamaah, kang inul ber takbirotul ihrah dengan mantapnya. Namun pada rokaat yang kedua, seorang santri yang tepat berada di depannya, maju untuk mengisi shaf kosong dan meninggalkan sajadah di tempat asalnya. Kang inul yang menyaksikan hal tersebut bingung bukan main, di satu sisi ia tahu bahwa apabila shof tersebut tidak di isi ia tidak mendapatkan fadlilah jamaah, di sisi lain ia takut kalau santri yang punya sajadah tidak ridho lantaran sajadahnya ia pakai. Tapi ia beranikan untuk maju pada rokaat terakhir karena jika shaf tersebut tidak di isi, maka konsekuensinya ia akan di berdirikan selama dzikir berjalan. Karena ulahnya itu, pengisian shof yang di susul oleh santri dari belakang tidak sempurna.
Pertanyaan:
Dapat di benarkankah tindakan kang inul yang maju padahal di depannya terdapat sajadah orang lain?
Bolehkah memperlambat maju pada shof kosong seperti yang di lakukan Kang inul andai tidak ada sajadah?
Siapakah yang bertanggung jawab atas shof belakang yang tak sempat di isi karena imam sudah ruku’?
JAWAB:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
👉Sub A:
Tindakan kang inul dapat di benarkan, demi mengisi shoff yg kosong,
Terkait adanya sajadah org lain, kang inul harus ada dugaan kuat bahwa pemiliknya ridlo sajadahnya di gunakan.
Secara subtansial tentu dalam kasus di atas ada qorinah bahwa si pemilik sajadah ridlo sajadahnya di gunakan.
Mengingat pentingnya menjaga dan menutupi shoff yg kosong.
Namun demi ke absahan utk menghilangkan ke ragu raguan kang inul sebagaimana kasus di atas, hendak nya kang inul meminta keridloan si pemilik sajadah atas penggunaan sajadah nya setelah sholat usai.
👉Sub B:
Boleh memperlambat maju guna mengisi shoff yg kosong jika adanya sbb dan alasan secara syar,i seperti adanya imam dalam posisi rukuk, krn demi menjaga sholatnya agar tdk batal, sebab seorang ma'mum hrus mngikuti gerak imam dlm rukun fi'liy, serta menjaga agar tdk tertinggal rukun dari imam.
Di syaratkan pula dlm proses perpindahan kang inul menuju shoff yg kosong, agar tdk melakukan pergerakan yg terus menerus sampai tiga kali, dalam artian ia harus berhenti sejenak setiap satu langkah.
👉Sub C:
Yg lebih bertanggung jawab atas shoff yg kosong adalah orang yg berada dan lurus di belakang shoff kosong tersebut
📚REFERENSI:
👉Syarah Abu Dawud Lil 'Aini, Juz : 3 Hal : 241
📔665- ص-[نا] ، موسى بن إسماعيل: نا حَماد: أنا زياد الأعلم، عن الحسن، أن أبا بكرة جاء ورسول الله راكع، فركع دون الصَّفّ ثم مشى إلى الصف، فلما قضىِ النبي- عليه السلام- صلاته قال: " أيكم الذي ركعَ دون الصف ثمِ مَشى إلى الصف؟ " فقال أبو بكرة: أنا، فقال النبي- عليه السلام-: " زادكَ اللهُ حِرصاً ولا تَعُدْ ...............................
ش- فيه: أن المشي إلى الصف بعد الشروع في الصلاة غير مُفسد، ولكنه مُقدر، فقدره بعض أصحابنا بخَطوة حتى لو مشى خطوتين أو كَثر فسدت صلاته، وقدر بعضهم بموضع سجوده
📔الياقوت النفيس مع تعليقاته ص : 438
الغصب لغة اخذ الشيئ ظلما , وشرعا : استيلاء على حق الغير بغير حق ولو منفعة كاقامة من قعد بمسجد او سوق وان لم يستول على محله فانه أحق به . فان فارقه لعذر كاجابة داع وحدث ليعود لم يبطل اختصاصه وان لم يترك متاعه , وان فارقه لا لعذر او له لا يعود بطل اختصاصه
👉Al-Majumu', Juz : 3 Hal : 249
📔فرع : إذا وجد الداخل فرجة في الصف الأول فله أن يمر بين يدي الصف الثاني ويقف فيها لتقصير أهل الصف الثاني بتركه
[ والله اعلم بالصواب ]
Diskusihukumfiqh212.blogspot.com