Risalah Adabu Sulukil Murid
"فصل"
واجتهد ايها المريد في تنزيه قلبك من خوف الخلق ومن الطمع فيهم فان ذلك يحمل علي السكوت علي الباطل وعلي المداهنة في الدين, وعلي ترك الامر بالمعروف والنهي عن المنكر, وكفي به ذلا لصاحبه لان المؤمن عزيز بربه لا يخاف ولا يرجو احدا سواه.
“Fasal 14”
Wahai murid, bersungguh-sungguhlah engkau dalam membersihkan hatimu dari rasa takut pada makhluk dan dari berharap pemberian mereka (thama’), karena hal itu akan mengarahkanmu pada bersikap diam terhadap kebathilan dan penipuan dalam agama, dan enggan memerintahkan kebajikan dan mencegah keburukan. Cukuplah seorang menjadi hina dengan hal itu, karena orang mu’min itu mulia bersama Tuhannya, tidak takut dan tidak mengharap pada seorangpun selain kepada-Nya.
وان وصلك احد من اخوانك المسلمين بمعروف من وجه طيب فخذه ان كنت محتاجا اليه واشكر الله فانه المعطي حقيقة واشكر من اوصله اليك على يده من عباده, وان لم تكن حاجة اليه فانظر فان وجدت الاصلح لقلبك اخذه فخذه, او رده فرده برفق بحيث لا ينكسر قلب المعطي فان حرمة المسلم عند الله عظيمة.
Jika salah seorang dari saudaramu sesama muslim yang menyampaikan suatu kebaikan kepada mu (berbuat baik) dengan cara yang baik pula, maka terimalah jika memang engkau membutuhkannya. Dan bersyukurlah kepada Allah karena Dia lah Pemberi yang sesungguhnya, tetapi engkau juga bersyukur pada orang yang telah menyampaikannya kepadamu (orang yang menjadi perantara) . Jika engkau tidak membutuhkannya, maka pertimbangkanlah, jika dengan mengambilnya engkau mendapatkan hal yang lebih baik pada hatimu, maka ambillah, jika engkau menolaknya, maka tolaklah dengan cara yang lemah lembut sekiranya hati orang yang memberi tidak tersakiti, sebab kehormatan seorang muslim disisi Allah itu sangat besar.
واياك والرد للشهرة (اى حتى يذكرك الناس أنك قوي التوكل لذلك لا تقبل الهدية) والاخذ بالشهوة, ولان تأخذه بالشهوة خير لك من ان ترده للشهرة بالزهد والاعراض عن الدنيا, والصادق لا يلتبس عليه امر, ولا بد ان يجعل له ربه نورا في قلبه يعرف به ما يراد منه.
Takutlah engkau menolak (pemberian) karena kemasyhuran (sehingga orang-orang menyebutmu orang yang kuat bertawakkal (pasrah) untuk tidak menerima pemberian tersebut), dan menerima (pemberian) berdasarkan syahwat (kamauan hati). Sungguh engkau mengambil berdasarkan syahwat itu lebih baik bagimu daripada engkau menolak karena kemasyhuran dengan alasan zuhud dan berpaling dari dunia. Dan orang yang tulus tidaklah bercampur padanya suatu perkara, ia wajib menjadikan Tuhannya sebagai cahaya dalam hatinya yang mengetahui apa yang di kehendakinya.