KITAB MINHAJUL ARIFIN
KARYA IMAM AL GHOZALI
Bab 5 Tentang Dzikir
الباب الخامس باب الذكر
اجعل قلبك قبلة لسانك واشعر عند الذكر حياء العبودية وهيبة الربوبية .
Bab 5 Tentang Dzikir
Jadikanlah hatimu sebagai kiblat lisanmu, peliharalah rasa malu di saat beribadah dan rasa takut kepada Tuhan ketika berdzikir.
وأعلم بأن الله تعالى يعلم سر قلبك ويرى ظاهر فعلك ويسمع نجوى قولك , فاغسل قلبك بالحزن وأوقد فيه نار الخوف فإذا زال حجاب الغفلة عن قلبك , كان ذكرك به مع ذكره لك ,
Ketahuilah bahwa Allah Ta'ala mengetahui rahasia hatimu, melihat dzohir perbuatanmu dan mendengar bisikan ucapanmu. Maka basuhlah hatimu dengan kesedihan dan nyalakan di dalamnya api rasa takut. Karena ketika tabir kelalaian hilang dari hatimu, maka dzikirmu kepada-Nya akan ada bersama dzikir-Nya kepadamu.
قال الله تعالى : { ولذكر الله أكبر } ؛ لأنه ذكرك مع الغناء عنك , وأنت ذكرته مع الفقر إليه , فقال الله تعالى : { ألا بذكر الله تطمئن القلوب } ؛ فيكون اطمئنان القلب في ذكر الله له , ووجله في ذكره لله , قال الله تعالى : { إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم } .
Allah Ta'ala berfirman yang artinya : "Sesungguhnya mengingat Allah itu lebih besar". (QS 29:45).
Sebab Dia mengingatmu dengan disertai tiada butuh-Nya kepadamu, sedangkan engkau mengingat -Nya dengan disertai butuhmu kepada-Nya.
Allah ta'ala berfirman yang artinya : "Ingatlah, sesungguhnya hanya dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi tentram". (QS 13:28).
Maka ketentraman hati ada saat mengingat Allah, dan bergetarnya hati ada saat dzikirnya karena Allah.
Allah ta'ala berfirman : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka". (QS 8:2).
والذكر ذكران :
ذكر خالص : بموافقة القلب في سقوط النظر إلى غير الله .
وذكر صاف : بفناء الهمة عن الذكر , قال رسول الله ( صلي الله عليه وسلم ) : " لا أحصى ثناء عليك أنت كما أثنيت على نفسك " .
Dzikir terbagi menjadi dua:
1. Dzikir murni : Yaitu dengan cocoknya hati di saat berhenti dalam memandang selain kepada Allah.
2. Dzikir jernih : Yaitu dengan hilangnya keinginan jauh dari dzikir, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : "Saya tidak dapat mengitung pujian kepada-Mu, sebagaimana Engkau memuji atas diri-Mu sendiri".