Download kitab pdf terlengkap AswajaPedia Klik di sini

Hari Natal & Tahun Baru Masehi Dalam Perspektif Fiqh



Begitu besar nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata`ala kepada kita semua, sehingga tiada satupun diantara kita yang dapat menghitungnya
)وإن تعدوا نعمت الله لا تحصوها)
dan diantara sekian banyak dari nikmat tersebut, yang terbesar adalah nikmat Islam; agama yang Ia ridhoi sebagaimana tertulis dalam Al-Qur`an:
) اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا(
sebuah agama yang agung dan kokoh
 )ذلك الدين القيم ولكن أكثر الناس لا يعلمون(
dan sebaik apapun amal perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, tidak akan diterima kecuali bila ia adalah pemeluk agama ini. Allah Subhanahu wata`ala berfirman:
)ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل منه وهو فى الأخرة من الخسرين( .
            Karena itulah Allah Subhanahu wata`ala mengutus Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa`alihi wasallam dengan membawa agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama.
 )هو الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره المشركون(.
            Betapa gelisah dan sedihnya hati ini, sehingga membuat kening berkeringat, ketika mata menyaksikan sekelompok orang muslim bersuka ria dan bergembira menyambut datangnya Hari Natal & Tahun Baru Masehi yang notabene adalah merupakan hari besar non muslim. Tidak hanya itu, bahkan mereka berlomba-lomba serta berebut demi untuk mendapatkan tempat duduk pada arena tempat diselenggarakannya acara peringatan hari tersebut. Hal ini memotivasi penulis untuk membuat tulisan ini, meskipun pada dasarnya penulis bukanlah orang yang ahli untuk melakukannya. Semoga dapat menjadi penerang dan peringatan bagi penulis pribadi serta bagi saudara-saudaraku sesama muslim secara umum dan teman-temanku seatap dan seperjuangan yang sedang berjuang dan berjihad dalam menuntut ilmu di Pondokku tercinta; Pondok Pesantren Besuk Kejayan Pasuruan. Amin Ya Mujiba as-sa`ilin.

— Kondisi kehidupan umat manusia sebelum datangnya Baginda Rasul Shallallahu alaihi wa`alihi wasallam.
            Kondisi umat manusia pra kedatangan Baginda Rasul Shallallahu alaihi wa`alihi wasallam begitu memprihatinkan; moral mereka begitu bejat disebabkan oleh kesesatan serta kegelapan yang menghinggapi mereka. Begitu banyak tradisi serta budaya mereka yang jelek namun mereka tidak menyadarinya dan menganggap semua itu sebagai perbuatan baik. Diantaranya adalah:
P          Menyembah tuhan selain Allah Subhanahu wata`ala, yang sedikitpun tidak dapat memberi manfaat atau mendatangkan bahaya. Mereka melakukan itu semua dengan tujuan agar apa yang mereka sembah dapat memberi pertolongan disisi Allah Subhanahu wata`ala dan dapat menjadikan mereka mulia.
P          Mengundi nasib menggunakan azlam (anak panah) untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Dengan cara mengambil tiga buah anak panah yang belum memakai bulu. Pada anak panah pertama ditulis kata "lakukanlah", anak panah kedua ditulis kata "jangan lakukan", sedangkan anak panah terakhir dibiarkan kosong tanpa tulisan. Kemudian mereka meletakkan ketiga anak panah tersebut dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka`bah. Jika mereka hendak melakukan sesuatu, maka mereka meminta agar juru kunci Ka`bah mengambil salah satu dari anak panah itu. Kemudian mereka mengikuti apa yang tertulis pada anak panah yang terambil. Jika ternyata anak panah yang terambil adalah anak panah yang tidak ada tulisannya, maka mereka mengulanginya lagi sampai mereka mendapatkan jawaban. Kemudian Allah Subhanahu wata`ala mengharamkan tradisi ini dan menggantinya dengan ritual istikharah. Namun, mengapa masih banyak saudara kita yang belum juga mengerti dan masih melakukan cara-cara seperti ini, dengan menghitung kancing misalnya?. Kewajiban bagi kita semua yang mengerti untuk  mengingatkan mereka. )فإن الذكرى تنفع المؤمنين(.
P          Berkeliling disekitar Baitullah dalam keadaan telanjang, baik lelaki maupun perempuan. Suatu kondisi yang tidak berbeda jauh dengan apa yang ada di sebagian tempat-tempat wisata, tempat turunnya adzab Allah Subhanahu wata`ala.
P          Mengubur hidup-hidup bayi perempuan yang baru lahir dengan alasan takut aib, khawatir tertawan musuh, takut miskin, menganggap anak perempuan tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dll.
P          Mengadopsi anak dan menyambungkan nasabnya dengan dirinya serta memperlakukannya seperti anak sendiri )dalam hal waris mewaris, mahram dll(. Yang kemudian diharamkan oleh Allah subhanahu wata`ala.
            Dan masih banyak lagi tradisi-tradisi jelek yang lain. Hingga akhirnya datanglah sang Pahlawan Revolusi dunia, junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shallallahu alaihi wa`alihi wasallam dengan membawa misi mengeluarkan mereka dari kegelapan dan kesesatan yang selama ini menyelimuti sebagaimana tergambar dalam firman-Nya:)هو الذي بعث فى الأميـن رسولا منهم يتلوا عليهم ءايـته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لفي ضلل مبين(.
— Kondisi kehidupan umat manusia setelah datangnya Baginda Rasul Shallallahu alaihi wa`alihi wasallam.
            Berbeda dengan era pra kedatangan Rasul yang diselimuti oleh kesesatan dan kegelapan. Pasca kedatangan Beliau, Allah Subhanahu wata`ala memberikan berbagai macam keistimewaan terhadap orang-orang yang mau beriman. Diantaranya: 
E          Menjadi umat yang pertama kali masuk surga.
E          Menjadi separuh penghuni surga.
E          Dijadikan sebagai umat wasath (umat yang adil, tidak berat sebelah) agar menjadi saksi atas perbuatan manusia.
E          Dijadikan sebagai umat terbaik.
E          Allah Subhanahu wata`ala tidak mencatat niat buruk mereka kecuali jika diaplikasikan dalam bentuk ucapan atau perbuatan.
E          Orang-orang yang berdosa diantara mereka diberi kesempatan untuk bertaubat dengan cara:        -  Menyesali apa yang telah diperbuat.
- Menghentikan perbuatan maksiat yang sedang dilakukan.
- Bertekad untuk tidak mengulanginya kembali
            Hal ini berbeda dengan umat-umat sebelumnya. Umat Nabi Musa Alaihis Salam misalnya; Allah Subhanahu wata`ala memerintah mereka untuk membunuh diri mereka sendiri ketika mereka menyekutukan-Nya.
— Tipudaya orang-orang kafir dan kebencian mereka terhadap kaum Muslimin.
            Hati-hati dan waspadalah terhadap tipudaya serta propaganda orang-orang kafir…! Sesungguhnya Allah Subhanahu wata`ala telah memperingatkan kita akan tipudaya mereka. Iapun telah memberikan informasi secara jelas terhadap kita semua tentang apa yang ada dalam benak mereka berupa api kebencian yang selalu membara yang tak akan pernah dan tak akan pernah kunjung padam. Begitu banyak dalil-dalil di dalam Al-Qur`an yang menjelaskan hal ini. Diantaranya:
R  Firman Allah Subhanahu wata`ala dalam surah Al-Baqarah: 109 yang artinya: "Banyak diantara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu semua setelah kamu semua beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka…"
R         Firman Allah Subhanahu wata`ala dalam surah Ali Imran: 118 yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu )seagama( sebagai teman kepercayaanmu, )karena( mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat )Kami(, jika kamu mengerti"
R         Firman Allah Subhanahu wata`ala dalam surah Al-Baqarah: 105 yang artinya: "Orang-orang yang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak menginginkan diturunkannya kepadamu suatu kebaikan dari Tuhanmu…" "      Firman Allah Subhanahu wata`ala dalam surah Al-Baqarah: 109 yang artinya:
"Banyak diantara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu semua setelah kamu semua beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka…"
R         Firman Allah Subhanahu wata`ala dalam surah Ali Imran: 69 yang artinya: "Segolongan Ahli Kitab inginmenyesatkan kamu…"
            Dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang senada. Karenanya kita semua harus waspada. Jangan sampai kita terlena dengan mulut manis mereka. Jalan paling aman bagi kita untuk selamat dari jaring-jaring jebakan mereka adalah dengan menjauhi serta tidak bergaul dengan mereka apalagi merayakan hari raya mereka bersama-sama. "
— Pengertian Hari Raya serta Hari Raya yang terlarang
            Hari Raya adalah nama bagi sebuah hari yang terulang-ulang )setiap tahun, bulan atau minggu( di mana orang-orang biasa berkumpul di hari itu.                      Secara hukum fiqh, hari raya dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok:
a(     Hari Raya yang boleh kita rayakan. Seperti: Idul Fithri, Idul Adha, peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa`alihi wasallam dan yang semisal.
B(        Hari Raya yang terlarang untuk kita rayakan. Seperti: Hari Natal )Chritsmas(, Tahun Baru Masehi, Valentine`s Day )Hari Kasih Sayang(, Waisak, Nyepi, Kasada dan yang semisal. Keharaman merayakan beberapa hari raya ini meliputi: keikutsertaan kita pada ritual-ritual yang ada pada hari tersebut, semisal: ikut pergi ke tempat peribadatan mereka, menyalakan lilin dll. Mengucapkan selamat, membagi-bagikan kartu ucapan )greeting card( meskipun kepada sesama Muslim, membuat atau menjual aksesoris yang bekaitan dengan hari tersebut, seperti: terompet, topi tahun baru dll. Meliburkan aktifitas-aktifitas penting seperti pendidikan, perdagangan, pertokoan, perindustrian dll. Imam Jalaluddin al-Suyuthi, dalam kitabnya "Al-Amru bil Ittiba` wan Nahyu `anil Ibtida`" menyatakan bahwa kita diharamkan untuk menjadikan atau memilih Hari Raya non Muslim sebagai hari spesial untuk bersenang-senang dan melakukan hal-hal yang tidak biasa kita lakukan pada hari yang lain )meskipun berupa perkara mubah apalagi perkara yang haram(. Seperti menggelar konser musik berikut menyaksikannya, pergi ke tempat-tempat wisata yang penuh dengan kemaksiatan semisal pantai syur, pemandian alam dll.
            Beberapa Hari Raya yang terdapat pada sub )b( ini haram kita rayakan karena berdasar pada ayat:  ) والذين لا يشهدون الزور( yang artinya: "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan hari raya orang-orang musyrik" )QS: Al-Furqaan, 72(. Sesuai dengan pendapat sekelompok ulama salaf, antara lain; Imam Abu al-Aliyah, Thowus, Ibnu Sirin, Mujahid dan Imam Al-Dhohhak yang meng-interpretasikan kata "al-zur" dengan hari raya orang-orang musyrik. Juga dikarenakan terdapat unsur menyerupai orang-orang kafir )tasyabbuh bilkuffar( dalam hal yang menjadi ciri khas mereka yang hukumnya juga haram berdasar pada hadits: )من تشبه بقوم فهو منهم(. Yang artinya: "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk diantara mereka".    — Hikmah diharamkannya tasyabbuh bil kuffar :
            Menyerupai mereka berarti menempuh jejak orang-orang yang tidak beriman. Hal ini merupakan penentangan terhadap Allah Subhanahu wata`ala dan Rasul-Nya )lihat: QS. An-Nisaa`, 115(
            Menyerupai mereka secara lahiriyah dapat menumbuhkan rasa senang dan cinta di dalam hati. Sebagaimana rasa senang dan cinta dapat memicu kita untuk menyerupai mereka secara lahiriyah.
            Allah Subhanahu wata`ala menciptakan sebuah reaksi dan daya saling mempengaruhi diantara dua perkara yang memilki keserupaan. Semakin besar keserupan diantara dua perkara tersebut, semakin besar pula daya saling mempengaruhi diantara keduanya. Sehingga pada puncaknya, tidak ada perbedaan sedikitpun diantara keduanya.
            Menyerupai mereka dapat membuat hati mereka bangga dan bergembira dengan agama mereka yang batil. Pada dasarnya semua perbuatan orang-orang kafir bertendensi pada kesesatan dan kerusakan.
— Penutup
            Ada tanda tanya besar bagi kita, mengapa banyak diantara saudara kita yang begitu semangatnya menyambut datangnya Hari Natal dan Tahun Baru Masehi, padahal sebagian dari mereka mengetahui bahwa hari itu bukanlah hari besar umat Muslim?. Jawabannya adalah:
P          Minimnya rasa taqwa dalam diri mereka kalau          tidak boleh dikatakan tidak ada.
P          Mencari kesenangan dan menuruti keinginan            hati )syahwat(.
P          Buah dari rekayasa orang-orang kafir.
P      Ketidaktahuan akan hukum agama. Sehingga   menjadikan mereka berasumsi bahwa apa     yang mereka lakukan adalah hal sepele.
P          Mencari keuntungan sesaat dengan menjual berbagai macam aksesori yang berkaitan       dengan hari tersebut. 

            Maka merupakan kewajiban bagi kita a kita sesama Muslim terjerumus dan terjerembab dalam jurang tipudaya non Muslim..? Relakah kita, jika mereka kembali ke peradaban pra kedatangan Rasulullah Shallallahu alai`hi wa`alihi wasallam )jahiliyah(..?.
            Semoga Allah Subhanahu wata`ala menjaga agama kita, dan menutup umur kita kelak dalam keadaan Iman dan Islam. Amin ya Robbal alamin.


Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.