Download kitab pdf terlengkap AswajaPedia Klik di sini

Hidup sehat dengan siwak

siwak

Secara bahasa, kata siwak berarti menggosok atau mengusap beserta alatnya. Sedangkan secara syara' siwak berarti menggosok gigi dengan sesuatu yang kasar.

          Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk bersiwak, banyak sekali hadits nabi yang menerangkan akan sangat penting dan begitu istimewanya siwak. Siwak adalah sesuatu yang menunjukkan kebenaran ajaran Islam dan membuktikan kesempurnaan sunnah nabi. Melalui siwak juga, mereka ilmuan kafir akhir-akhir ini dibuat terkagum-kagum dengan kesempurnaan sunnah nabi. Jauh sebelum teknologi kesehatan semakin canggih, nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita cara menjaga kesehatan melalui mukjizat yang berupa siwak.

"لَوْلَا أَنْ اَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ" وَفِيْ رِوَايَةٍ: "مَعَ كُلِّ وُضُوْءٍ" (أَخْرَجَهُ الشَّيْخَانِ)

"Seandainya aku tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan (wajibkan) kepada mereka agar bersiwak setiap kali shalat", dalam riwayat lain: "setiap kali wudlu'." (HR. Bukhari Muslim).

          Sebuah majalah Jerman memuat tulisan ilmuwan yang bernama Rudat, Direktur Institut Perkumanan Universitas Rostock. Dalam tulisannya itu ia berkata, “Setelah saya membaca tentang siwak yang biasa digunakan bangsa Arab sebagai alat sikat gigi, sejak saat itu pula saya mulai melakukan pengkajian. Penelitian ilmiah modern mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.”

Manfaat & Keutamaan Siwak

          Bersabda rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

"السِّوَاكُ مُطْهِرَةٌ لِلْفَم مُرْضَاةٌ لِلرَّبِّ وَمُجْلَاةٌ لِلْبَصَرِ" (أَخْرَجَهُ أَحْمَد وَالنَّسَائِي)

"siwak itu membersihkan mulut, diridlai Allah, dan menjernihkan pandangan" (HR. Ahmad & Nasa'i).

"رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ" (أخرجه الدارقطني)

"Shalat dua rakaat dengan bersiwak itu lebih utama daripada tujuh puluh rakaat tanpa bersiwak". (HR. Ad-Daruquthni).

          Walaupun tidak sedikit dari kita umat Islam yang menganggap bahwa siwak adalah hal yang remeh, namun ternyata kemanfaatannya lebih dari yang kita bayangkan. Banyak sekali keistimewaan yang terdapat dalam bersiwak.

          Lebih dari tujuh puluh faedah yang terdapat dalam siwak, diantaranya ialah menambah fasih, menguatkan akal dan hafalan, mempertajam penglihatan, mempermudah proses sakaratul maut, membuat musuh takut, melipat-gandakan pahala, memperlambat tumbuhnya uban, mengharumkan bau mulut, membersihkan kerak gigi, mebersihkan noda kuning gigi, memperkuat gusi, memperindah warna kulit, diridlai Allah, mempermudah dan mempebanyak rizki, memperputih gigi, menghilangkan sakit kepala dan cairan-cairan kepala (ingus), menyembuhkan dan menguatkan lambung, membersihkan hati, adapun faedah terbesarnya adalah mengingatkan untuk membaca syahadat di saat sekarat. Diantaranya lagi adalah menguatkan tulang rusuk, meluruskan punggung, dan membakar lemak.

          Walaupun sebagian keistimewaan siwak terdengar agak mustahil, namun itu semua adalah mukjizat nabi yang insya Allah satu persatu akan terbukti kebenarannya kelak. Setelah kita semua mengetahui akan berbagai manfaat bersiwak, apakah yang menghalangi kita untuk bersiwak?

Kesunatan Siwak
          Siwak disunnatkan di setiap waktu dan keadaan. Kecuali setelah matahari bergeser ke arah barat bagi orang yang berpuasa, dimakruhkan baginya bersiwak pada waktu tersebut berdasarkan hadits nabi:

"لَـخُـلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ يَوْمَ الْقِـيَامَةِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْـمِسْكِ"

"Bau mulut yang berubah dari orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau harum minyak misik.", (kecuali ada penyebab yang menyebabkan bau mulut tidak sedap, seperti tidur atau makan makanan yang berbau tidak sedap karena lupa, maka baginya tetap disunnatkan bersiwak).

Sedangkan menurut pendapat yang dipilih oleh beberapa ulama', diantaranya Imam Nawawi, Imam Ibnu Abdis Salam, dan Abu Syamah, tidak dimakruhkan bagi orang yang berpuasa setelah matahari bergeser ke arah barat.

Terlebih lagi, sangat disunnatkan bersiwak dalam beberapa keadaan, di antaranya ketika hendak wudlu', tayammum, shalat, sujud tilawah, dan sujud syukur, ketika sakaratul maut, waktu sahar (setelah tengah malam), bagi orang yang berpuasa sebelum matahari bergeser ke arah barat, membaca Qur'an, hadits, atau ilmu syari'at, membaca dzikir, ketika bau mulut tidak sedap, ketika masuk rumah, ketika hendak tidur, bangun tidur, thawaf, dan khutbah.

Cara Bersiwak
          Alat yang paling utama yang dapat digunakan dalam bersiwak adalah memakai kayu Arok (kayu siwak), kemudian kayu pohon korma, kemudian kayu zaitun, kemudian kayu yang berbau harum, kemudian kayu apa saja. Masing-masing kayu di atas yang paling utama adalah kayu yang kering yang dibasahi air, kemudian kayu yang kering yang dibasahi air mawar, kemudian kayu yang kering yang dibasahi ludah, kemudian kayu yang basah sejak asalnya, kemudian kayu yang kering tanpa dibasahi.

Keutamaan di atas sesuai dengan urutan, dengan artian kayu Arok yang tidak dibasahi lebih utama daripada kayu pohon korma yang dibasahi air, dan seterusnya. Kemudian bisa juga bersiwak dengan menggunakan setiap barang yang kasar yang dapat menghilangkan kotoran gigi, seperti kain, dll.

Bersiwak yang bisa mendapatkan pahala kesunnatan haruslah diniati dengan melakukan kesunnatan dan meratakan gosokan siwak pada semua gigi baik luar maupun dalam. Serta disunnatkan gosokan yang melebar pada gigi (arah lebar gigi, yakni menyamping, bukan gosokan naik turun, ini bertujuan agar gusi tidak terluka).

Adapun caranya, mula-mula basahi siwak, lalu pegang dengan tangan kanan (panjang siwak tidak melebihi satu jengkal), jari kelingking dan ibu jari berada di bawah siwak, sedangkan jari yang lain berada di atas siwak (sedangkan memegang siwak dengan cara menggenggam bisa menyebabkan penyakit basur/ambeyen), mulailah menggosok gigi dengan menggerakkan siwak secara lembut dari arah kanan bagian atas sampai ke tengah, luar dan dalam (gigi luar adalah gigi yang berhadapan dengan mulut, gigi dalam adalah gigi yang menghadap ketenggorokan), kemudian gigi yang bawah dengan cara yang sama, selanjutnya gigi yang kiri bagian atas dengan cara yang sama (dari kiri ke tengah baik gigi luar maupun gigi dalam), dan yang terakhir gigi yang kiri bagian bawah dengan cara yang sama pula. Setelah itu juga disunnatkan untuk menggosok lidah dengan arah memanjang, kemudian menggosok langit-langit mulut.

Disunnatkan meletakkan siwak setelah dipakai, pada telinga kiri. Dan ini adalah doa yang disunnatkan sebelum bersiwak:

اَللَّهُمَّ بَيِّضْ بِهِ أَسْنَانِي، وَشُدَّ بِهِ لِثَاتِي، وثَبِّتْ بِهِ لَهَاتِي، وبَارِكْ لِي فِيهِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Dalam bersiwak, juga disunnatkan menelan ludah pada permulaannya sebelum terlalu banyak menggerakkan siwak, hal ini dapat mencegah penyakit judzam (kusta), penyakit belang, dan segala macam penyakit kecuali mati.

          Oleh karena itu, kita sebagai umat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, siapa lagi yang lebih pantas kita ikuti jejaknya selain beliau?.


Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.