Al-Habib Abd. Rahman bin Muhammad al-Masyhur adalah sosok orang yang sangat alim dimasanya dan sebagai pemuka agama yang sufi dan faqih di Hadramaut. IBu beliau "Syarifah binti Abdurrahman" merupakan cucu al-Habib Quthub Abdulloh bin Alwi al-Haddad yang ketiga pemilik Rotib yang dibaca dipondok besuk setelah Isya' awal.
Kelahiran dan guru-gurunya.
Al-Habib Abd. Rahman bin Muhammad al-Masyhur dilahirkan pada tanggal 29 Sya'ban tahun 1250 H. Kota tarim menjadi tempat dimana beliau dilahiran dan dibesarkan. Setelah usai menghatamkan al-Qur'an yang mulya, beliau mulai bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu kepada banyak ulama terkemuka, diantaranya Imam Umar bin Hasan al-Haddad, kepada sang Imam ini beliau belajar kitab Manhaj, Tuhfah dan Shohih Bukhori. Termasuk gurunya juga adalah Habib Muhammad bin Ibrahim bilfaqih, Imam Muhsin bin Alwi as-Seqof, al-Allamah Muhammad bin Ali as-Seqqof, al-Allamah Abd. Rahman bin Ali as-Seqqaf, Syekh Muhammad bin Abdullah Basaudan. Sedangkan guru tasawwuf beliau adalah Habib Abdullah bin Husain bin Thohir, Habib Hasan bin Sholih al-Bahri al-Jufri, Habib Quthub Abi Bakar bin Abdillah al-Attas, Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdlor, dan ada lagi guru futuh beliau yang tidak pernah beliau tinggalkan di sepanjng hidupnya yaitu, Habib Ahmad bin Ali al-Junaid.
Kesungguhan dalam Mencari Ilmu
Putra beliau yaitu Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur menyebutkan dalam kitabnya "Syarh as-Shudur" "bahwa sang ayah di masa-masa mencari Ilmu, setiap harinya belajar kepada guru-gurunya sebanyak dua belas pelajaran, dan membuka dua belas kitab Syarah dan tuju buah kitab Hasyiah". Kota Sauwun adalah salah satu tempat belajarnya, beliau selalu bolak balik ke Sauwun demi untuk menuntut Ilmu dari beberapa Ulama dengan jalan kaki sambil dibawa di atas pundaknya kitab-kitab, bekal dan tikarnya. Demikian ini beliau lakukan bertahun-tahun semasa mudanya. Belajar ilmu Tafsir, Fikih, Hadits, Falak, Nahwu, Tasawwuf, dan fan-fan ilmu yang lain tidak beliau tinggalkan, dimulai dari kitab-kitab Matnm, beberapa kitab Syarah, dan Hasyiah, yang pada akhirnya beliau sangat alim sehingga ilmi-ilmunya telah mencapai derajatnya para Mujtahid, seolah telah menjadi bintang yang menghiasai langit-langit para Ulama dan para Shufi. Beliau juga mempunyai firasat yang tinggi dan juga ahli Mukasyafah berkah para Ulama dan Auliya' yang telah menjadi gurunya. Melihat potensi dan kelebihan dari dari beliau yang tinggi, para guru-gurunya mengizinkannya untuk berfatwa dan mengajar, beliaupun patuh, dan pada akhirnya beliau sibuk untuk itu.
Pada intinya, kehidupan beliau digunakan untuk kemanfaatan orang Islam secara umum, selain waktu ibadahnnya, dzikir, istirahat, dan waktu bersama keluarga. Beliau kalau tidak sibuk mengajar ya sibuk memberikan fatwa, mengarang, muthola'ah, muraja'ah, menulis, atau menggarap jadwal ilmu falak guna untuk mengetahui awal waktu sholat
Ibadah dan dzikir, sang Habib
Mengenai Ibadah dan dzikir sang Habib maka jangan ditanya. Habib Umar bin Alwi bin Abi Bakar al-Kaf mengatakan : " Engkau dapat menyamakan Al-Habib Abd. Rahman dengan para pemuka Shahabat Rasul dan para Tabi'in dalam kezuhudannya, kesholehan, puasa, dan berbagai bentuk ibadah yang lain, dan apabila engkau ingin menengok sedikit dari ibadah beliau maka kiranya cukup beliau selalu Qiyamul-lail disepanjang hidupnya dari pertengahan malam sampai shubuh, bila berwitir beliau berwitir sebanyak sebelas rakaat dan selalu isthiqomah Sholat Dluha, Sholat Awwabin, Sholat Tasbih, Sholat Rawatib, dan berbagai bentuk sholat-sholat sunnah yang lain. Sang Habib dalam melakukan ibadahnya sungguh sangat sempurna sesuai dengan apa yang dikonsepkan dalam kitab-kitab Fikih, Khusus pada bulan Ramadlan beliau istiqomah Sholat seratus rakaat perharinya.
Sedangkan yang berkenaan dengan Sholat lima waktu maka beliau selalu melakukannya dengan berjamaah diawal waktu sekira seseorang tidak akan mendapatkan waktu itu kecuali bagi orang yang sebelumbya sudah bersiap-siap untuk Sholat diawal waktu, dan ternyata beliau sendiri yang melakukan Adzan, Iqomah dan menjadi Imam di Masjid kakeknya "Syekh Ali bin Abi Bakar". Demikian ini beliau lakukan sekitar empat puluh tahun.
Tempat tinggal disepanjang hayatnya
Karya-karya agung sang Imam.
Sejatinya bukan hanya bughiyah saja karyanya, akan tetapi beliau memiliki karya-karya lain selain Bugiyah, seperti Mukhtashor Fatawa ibnu Ziad dan beberapa mukhtasor-mukhtashor lain yang berkenaan dengan fikih. Juga tergolong karyanya adalah kitab "as-Syajaroh al-'Alawiyah al-Kubro" sebanyak
Kepergian sang Habib kerahmatulloh
Kesehatan sang habib kurang membaik, beliau sakit terus menerus hampir satu tahun penuh. Pada hari Jum'at sore tanggal 15 Shofar Tahun 1320 H. Sang Habib memberitahukan putranya akan dekatnya kepergian sang Habib dan memberikan beberapa washiat yang mesti dilakukan setelah kemangkatannya.
Ketika waktu Maghrib sudah tiba dan orang-orang yang ada di ruangnya telah takbiratul ihram, tiba-tiba terdapat tiga burung yang masuk dan terdengar bersamanya pembicaraan yang sangat pelan, ketika burung-burung itu sama keluar, mereka menemukan beliau dalam keadaan ikhtidlor sambil dzikir kepada Alloh Subhanahu wata'alahingga ruh beliau lepas dari jasadnya yang mulya pada malam itu -Sabtu tanggal 16 bulan Shofar Tahun 1320 H.
Pemakaman janazah sang Habib dilaksanakan pada waktu ashar hari itu. Orang-orang pada menyolatinya yang dipimpin oleh putra beliau sendiri "Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur". Sang Habib dimakamkan dikota Zambal berdampingan dengan makam Imam Muhammad bin Abdullah Ba'alawi pemilik Masjid yang berdampingan dengan rumah sang Habib, masjid itu disebut dengan Masjid Maqalid. Habib Umar bin Alwi bin Abi Bakar al-Kaf mengatakan: "Sebagaimana makam kedua Habib ini berdampingan didunia begitupula makamnya di barzah". Semoga Allah subahanahu wata'ala membasahi kedua makam tersebut dengan rahmatNya, dan juga semoga menjadikan kita semua berdampingan dengan kedua Habib ini di Firdausnya yang mulya. Maka sesungguhnya Allah Subhanahu wat'ala maha mendengar doa kita amien–amien Ya Rabbal Alamin.
أحب الصالحين ولست منهم * لعلي أن أنال بهم شفاعة
Lihat : Tuhfatu al-Ahbab wa Tadzkirati Uli al-bab lil Habib Umar bin Alwi al Kaf. Hal : 91-95 .Cet Dar al-Hawi