Download kitab pdf terlengkap AswajaPedia Klik di sini

Sulthon Al-Arifin Aba Yazid Al-Busthomy

Pada kesempatan kali ini kami mengajak untuk mengenal sosok seorang wali Alloh SWT. Yang punya gelar Qutbu al-Ahwal (wali Alloh yang menjadi Pusat dan poros alam) Sulton al-Arifin  Aba Yazid al-Busthomy.

Nama aslinya adalah Thoifur bin Isa bin Surusyan. Dikenal juga dengan nama Bayajid. Salah seorang sufi yang bergelar Sulthonul al-'Arifin(Raja orang yang ma'rifat pada Alloh SWT) adalah sosok wali yang terkenal di Persia (Iran). Pada abad ke-3 H, beliau lahir di Bistam, adalah kotaterkenal akan kebun dan buah yang melimpah, terletak di wilayah Qum Persia barat laut. Tahun kelahiran dan masa kecilnya tidak diketahui. Dijelaskan bahwa beliau berasal dari lingkungam dan keluarga terhormat dan terpelajar. Ayahnya (Isabin Surusyan ), adalah pemuka masyarakat di Bistam sedangkan ibunya dikenal sebagai ahli Zuhud. Dan kekeknya (Surusyan) sebelum memeluk Islam adalah penganut agama majusi. Beliau juga punya dua saudara laki-laki; kakaknya yaitu Adam dan ada adaiknya bernama 'Aly. Ketiga-tiganya menjadi orang yang getol beribadah dan ahli Zuhud .

Pada mulanya SyekhAbu Yazid belajar Fiqh Madzhab Hanafy. Kemudian setelah itu beliau mendalami ilmu Tasawuf, terutama yang berkenaan dengan Tauhid dan Haqiqat. Beliau adalah seorang Sufi dan Abid (orang Sholeh) di Bistam. Syekh Abbas bin Hamzah mangatakan : "Aku pernah Sholat Dhuhur dibelakang Aba Yazid, ketika beliau hendak mengangkat kedua tangannya untuk melaksanakan Takbir, Abu yazid tidak mampu, karna begitu seriusnya mengagungkan Alloh Subhanahu Wata'ala, dan tulang-tulang beliau menjadi gemetar sampai aku mendengar suara bunyi tulangnya sehingga aku menjadi bingung ". Coba lihat bagaimana beliau dalam mengagungkan Alloh Subhanahu Wata'ala, dan bagaimana pula dengan kesholehan dan kebersihan hati seorang Wali Alloh Subhanahu Wata'ala Abu Yazid al- Busthomy.   

Beliau terpaksa keluar dari kotakelahirannya dalam beberapa waktu yang cukup lama untuk menghindari tekanan Ulama Mutakallim yang memusuhinya. Para Tsiqqoh (orang yang dapat diprcaya) menceritakan bahwa mereka mengusirnya dari kota kelahirannya (Bistam) sebanyak tujuh kali. Ketika beliau kembali lagi ke Bistam dari perjalanannya dan menyampaikan beberapa Ilmu yang tidak dikenal oleh penduduk kampungnya yang berkenaan dengan derajat para Nabi dan para wali, hal itu diingkari oleh al-Husain bin 'Isa al-Bisthomy (seorang terkemuka dan seorang guru Ilmu Dhohir di bistam) bahkan sampai menyuruh penduduk kampung untuk mengusir beliau.  Pada akhirnya beliau diusir dan tidak kembali kecuali setelah wafatnya Husain tersebut. Setelah itu baru beliau mulai dimulyakan, diagungkan dan diambil berkahnya sampai sekarang. Begitulah para wali-wali Alloh sebelum mereka mencapai derajat yang tinggi, beberapa tumpuk cobaan menimpanya.      

Beliau Abu yazid tidak meninggalkan karya tulis, tetapi beliau mewariskan sejumlah Maqolahdan ungkapan-ungkapan  yang berkenaan dengan pengalaman tasawwuf. Maqolah-maqolah itu dapat diketahui dari murid-muridnya dan juga dapat ditemukan dibeberap kitab Tasawwufklasik, seperti  ar-Risalahal-Qusyairiyah, Tobaqot as-Shufiyah, Kasyfual-Mahjub, Tadzkirotu al-Auliya' dan kitab-kitab yang lain.

Salah satu dari Maqolalahbeliau : "Apabila kamu melihat seorang dikarunia keramat-keramat sehingga dapat terbang di udara, janganlan engkau terpedaya olehnya sebelum melihat bagaimana ia melakukan perintah dan meninggalkan larangan Alloh SWT, menjaga ketentuan–ketentuan, dan melaksanakan Syari'atnya".

Diceritakan bahwa pernah suatu ketika Syekh Abu Yazid mengajak sebagian muridnya untuk menjupai seorang yang mengaku dan memasyhurkan dirinya sebagai seorang wali Alloh SWTdan  orang itu terkenal sebagai orang Zuhud  juga menjadi pusat tujuan orang untuk diziarahi, ketika beliau sampai di Masjid tempat orang itu beribadah, beliau melihat orang itu masuk ke masjid lalu meludah ke arah Qiblat lalu beliau pergi dan tidak menyalaminya, kemudian beliau berkata :  هذا غيرُ مأمون على أدب من آداب رسول الله صلى الله عليه وسلم؛ فكيف يكون مأموناً على ما يدَّعيه " Orang ini tidak bisa menjaga satu adab dari beberapa adab Rasululloh Sallallahu 'alaihi Wasallam bagaimana bisa dia mengaku sebagai seorang Wali " Dari sini dapat disimpulkan bahwa seorang wali tentu adalah orang-orang yang betul-betul menjaga Syari'at, adab dan batas-batas Alloh Subhanahu Wata'ala dan Rasulnya Sallallahu 'alaihi Wasallam.

Coba kita renungkan kejadian dan apa yang beliau ungkapkan, bahwa standar seorang wali dan orang-orang Sholeh bukan dari kehebatan secara lahir saja akan tetapi bagaimana orang itu perhatiannya terhadap pertaturan-peraturan Alloh dan Rosulnya, bagaimana perhatiaannya terhadap sunnah-sunnah Rosululloh Sollallohu 'alaihi Wasallam. Dan tentunya kita tidak dapat mengetahui dan membedakan mana itu Syari'at Alloh mana itu bukan, mana itu Sunnah Rosululloh mana itu bid'ah, mana itu haram mana itu halal, mana itu shah mana itu bathil, mana itu shubhat mana itu bukan, kecuali dengan Ilmu yang kita pelajari di Pondok tercinta ini, dengan demikian ilmu menempati nomor satu dan menjadi petunjuk segala kebaikan, keutamaan dan kemulyaan. Sebagaimana salah satu maqolahbeliau Abi Yazid yang menyatakan "  "ما وجدت شيئاً أشدُّ عليَّ من العلم ومتابعته، ولولا اختلاف العلماء لبقيت حائراً

Aku tidak pernah menemukan sesuatu yang paling hebat dari pada Ilmu dan mengikutinya, andaikan tidak ada khilafnya para 'Ulama tentu aku dalam keadaan bingung".

Ajaran tasawuf SyekhAbu yazid dikembangkan oleh pengikut-pengikutnya dengan membentuk satu kelompok tarikat yang bernama Taifuriyah. Nama itu diambil dari nama asli beliau yaitu Taifur. Pengaruh tarikat ini didapati dibeberapa dunia Islam, seperti di Zousfana, kotaMaghrib yang meliputi Maroko, Aljazair, dan Tinisia, dan juga ada di Chittagong, Bangladesh, yang berupa tempat-tempat suci yang dibangun untuk memuliakannya.

Syekh Abu Yazid wafat pada tahun 261 H. ada yang mengatakan pada tahun 234 H. Menurut Imam Sulami belia wafat pada usia 73 Tahun

Makam beliau terletak ditengah kotaBistam. Pada tahun 713 H./1313 M. Sultan Mogul (Muhammad Khudabanda) membangun sebuah kubah diatas makam beliau untuk memenuhi saran Syekh Sarafuddinyang mengaku salah satu keturunan beliau. Inilah sekelumit sejarah yang dapat kami tuangkan dalam oret-oretan ini. Semoga diterima Alloh SWT. Dan semoga kita mendapat siraman barokah beliau Amin- Yarobbal Alamin.

 

Lihat :  Ar-Risalah al-QusyairiyahKarya Imam al-Qusyairi

            Ath-Tobaqit al-Kubro Karya Imam Sya'roni

           Al-Madkhol Karya Imam Ibnu Al-Hajj

           Al-Daris Fi Tarikhil Islamy Karya Imam An-Na'imy

           Al-Muntadzim Karya Imam Ibnu Al-Jauzy

           Al-Futuhat al-Makiyah

        Dan Inseklopedi IslamVol I Pimpinan Dr. Prfs. Azyumardy Azra M.A.

 

         


Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.