Pada kesempatan kali ini kami mengajak untuk mengenal sosok seorang wali Alloh SWT. Yang punya gelar Qutbu al-Ahwal (wali Alloh yang menjadi Pusat dan poros alam) Sulton al-Arifin Aba Yazid al-Busthomy.
Nama aslinya adalah Thoifur bin Isa bin Surusyan. Dikenal juga dengan nama Bayajid. Salah seorang sufi yang bergelar Sulthonul al-'Arifin(Raja orang yang ma'rifat pada Alloh SWT) adalah sosok wali yang terkenal di
Pada mulanya SyekhAbu Yazid belajar Fiqh Madzhab Hanafy. Kemudian setelah itu beliau mendalami ilmu Tasawuf, terutama yang berkenaan dengan Tauhid dan Haqiqat. Beliau adalah seorang Sufi dan Abid (orang Sholeh) di Bistam. Syekh Abbas bin Hamzah mangatakan : "Aku pernah Sholat Dhuhur dibelakang Aba Yazid, ketika beliau hendak mengangkat kedua tangannya untuk melaksanakan Takbir, Abu yazid tidak mampu, karna begitu seriusnya mengagungkan Alloh Subhanahu Wata'ala, dan tulang-tulang beliau menjadi gemetar sampai aku mendengar suara bunyi tulangnya sehingga aku menjadi bingung ". Coba lihat bagaimana beliau dalam mengagungkan Alloh Subhanahu Wata'ala, dan bagaimana pula dengan kesholehan dan kebersihan hati seorang Wali Alloh Subhanahu Wata'ala Abu Yazid al- Busthomy.
Beliau terpaksa keluar dari
Beliau Abu yazid tidak meninggalkan karya tulis, tetapi beliau mewariskan sejumlah Maqolahdan ungkapan-ungkapan yang berkenaan dengan pengalaman tasawwuf. Maqolah-maqolah itu dapat diketahui dari murid-muridnya dan juga dapat ditemukan dibeberap kitab Tasawwufklasik, seperti ar-Risalahal-Qusyairiyah, Tobaqot as-Shufiyah, Kasyfual-Mahjub, Tadzkirotu al-Auliya' dan kitab-kitab yang lain.
Salah satu dari Maqolalahbeliau : "Apabila kamu melihat seorang dikarunia keramat-keramat sehingga dapat terbang di udara, janganlan engkau terpedaya olehnya sebelum melihat bagaimana ia melakukan perintah dan meninggalkan larangan Alloh SWT, menjaga ketentuan–ketentuan, dan melaksanakan Syari'atnya".
Diceritakan bahwa pernah suatu ketika Syekh Abu Yazid mengajak sebagian muridnya untuk menjupai seorang yang mengaku dan memasyhurkan dirinya sebagai seorang wali Alloh SWTdan orang itu terkenal sebagai orang Zuhud juga menjadi pusat tujuan orang untuk diziarahi, ketika beliau sampai di Masjid tempat orang itu beribadah, beliau melihat orang itu masuk ke masjid lalu meludah ke arah Qiblat lalu beliau pergi dan tidak menyalaminya, kemudian beliau berkata : هذا غيرُ مأمون على أدب من آداب رسول الله صلى الله عليه وسلم؛ فكيف يكون مأموناً على ما يدَّعيه " Orang ini tidak bisa menjaga satu adab dari beberapa adab Rasululloh Sallallahu 'alaihi Wasallam bagaimana bisa dia mengaku sebagai seorang Wali " Dari sini dapat disimpulkan bahwa seorang wali tentu adalah orang-orang yang betul-betul menjaga Syari'at, adab dan batas-batas Alloh Subhanahu Wata'ala dan Rasulnya Sallallahu 'alaihi Wasallam.
Coba kita renungkan kejadian dan apa yang beliau ungkapkan, bahwa standar seorang wali dan orang-orang Sholeh bukan dari kehebatan secara lahir saja akan tetapi bagaimana orang itu perhatiannya terhadap pertaturan-peraturan Alloh dan Rosulnya, bagaimana perhatiaannya terhadap sunnah-sunnah Rosululloh Sollallohu 'alaihi Wasallam. Dan tentunya kita tidak dapat mengetahui dan membedakan mana itu Syari'at Alloh mana itu bukan, mana itu Sunnah Rosululloh mana itu bid'ah, mana itu haram mana itu halal, mana itu shah mana itu bathil, mana itu shubhat mana itu bukan, kecuali dengan Ilmu yang kita pelajari di Pondok tercinta ini, dengan demikian ilmu menempati nomor satu dan menjadi petunjuk segala kebaikan, keutamaan dan kemulyaan. Sebagaimana salah satu maqolahbeliau Abi Yazid yang menyatakan " "ما وجدت شيئاً أشدُّ عليَّ من العلم ومتابعته، ولولا اختلاف العلماء لبقيت حائراً
Aku tidak pernah menemukan sesuatu yang paling hebat dari pada Ilmu dan mengikutinya, andaikan tidak ada khilafnya para 'Ulama tentu aku dalam keadaan bingung".
Ajaran tasawuf SyekhAbu yazid dikembangkan oleh pengikut-pengikutnya dengan membentuk satu kelompok tarikat yang bernama Taifuriyah. Nama itu diambil dari nama asli beliau yaitu Taifur. Pengaruh tarikat ini didapati dibeberapa dunia Islam, seperti di Zousfana,
Syekh Abu Yazid wafat pada tahun 261 H. ada yang mengatakan pada tahun 234 H. Menurut Imam Sulami belia wafat pada usia 73 Tahun
Makam beliau terletak ditengah
Lihat : Ar-Risalah al-QusyairiyahKarya Imam al-Qusyairi
Ath-Tobaqit al-Kubro Karya Imam Sya'roni
Al-Madkhol Karya Imam Ibnu Al-Hajj
Al-Daris Fi Tarikhil Islamy Karya Imam An-Na'imy
Al-Muntadzim Karya Imam Ibnu Al-Jauzy
Al-Futuhat al-Makiyah
Dan Inseklopedi IslamVol I Pimpinan Dr. Prfs. Azyumardy Azra M.A.