Pada dasarnya manusia diciptakan dari tanah liat yang bisa dirubah-rubah menjadi bentuk apapun sesuai kehendak yang menciptakannya. Seperti halnya sikap manusia itu sendiri juga bisa berubah sesuai apa yang ditangkap dari pengetahuan dan pendidikan yang ia peroleh, baik ketika masih di dalam kandungan maupun ketika sempurna menjadi manusia.
Saat bibit manusia dalam kandungan yang masih berupa sperma kecil, akan mendapatkan pengaruh besar dari sang ayah do'a, prilaku, riadloh dan lain sebagainya. Sedangkan dari pihak ibu, akan memberikan pengaruh besar kepada anaknya sejak ada di pangkuan ibunya sampai dewasa. Si kecil akan terus berkembang dengan membawa bekal yang ia peroleh dari kedua orang tuanya.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
Di dalam kitab Bughyah Al Ikhwan Wa Riyadlu As Shibyan diceritakan bahwa suatu ketika seorang laki-laki bersama anaknya mendatangi Abu Ja'far As Sakandari dan terjadilah percakapan diantara keduanya :
Laki-laki : "Wahai Syaikh, anakku ini teleh memukul dan menyakitiku ".
Syaikh : "Benarkah anak ini memukul dan menyakitimu ?".
Laki-laki : "Benar".
Syaikh : "Apakah kamu sudah mengajarinya akhlak dan ilmu syariat ?".
Laki-laki : "Tidak".
Syaikh : "Lantas apa yang dia lakukan di setiap harinya ?".
Laki-laki : "Bertani".
Syaikh : "Tahukah kamu,, kenapa anakmu sampai memukul dan menyakitimu ?"
Laki-laki : "Tidak".
Syaikh : "Itu semua karena kamu tidak pernah mengajarinya Al-Qur'an dan budi pekerti yang luhur sehingga ia menjadi anak yang durhaka. Besyukurlah kamu karena anakmu tidak sampai memecah kepalamu.".
Oleh : Syaifullah, Kamar C 1
Saat bibit manusia dalam kandungan yang masih berupa sperma kecil, akan mendapatkan pengaruh besar dari sang ayah do'a, prilaku, riadloh dan lain sebagainya. Sedangkan dari pihak ibu, akan memberikan pengaruh besar kepada anaknya sejak ada di pangkuan ibunya sampai dewasa. Si kecil akan terus berkembang dengan membawa bekal yang ia peroleh dari kedua orang tuanya.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
كل مولود يولد على فطرة الإسلام إلا أن أبواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه
"Setiap anak yang lahir itu dilahirkan atas dasar islam. Hanya kedua orang tuanyalah yang dapat menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi".Di dalam kitab Bughyah Al Ikhwan Wa Riyadlu As Shibyan diceritakan bahwa suatu ketika seorang laki-laki bersama anaknya mendatangi Abu Ja'far As Sakandari dan terjadilah percakapan diantara keduanya :
Laki-laki : "Wahai Syaikh, anakku ini teleh memukul dan menyakitiku ".
Syaikh : "Benarkah anak ini memukul dan menyakitimu ?".
Laki-laki : "Benar".
Syaikh : "Apakah kamu sudah mengajarinya akhlak dan ilmu syariat ?".
Laki-laki : "Tidak".
Syaikh : "Lantas apa yang dia lakukan di setiap harinya ?".
Laki-laki : "Bertani".
Syaikh : "Tahukah kamu,, kenapa anakmu sampai memukul dan menyakitimu ?"
Laki-laki : "Tidak".
Syaikh : "Itu semua karena kamu tidak pernah mengajarinya Al-Qur'an dan budi pekerti yang luhur sehingga ia menjadi anak yang durhaka. Besyukurlah kamu karena anakmu tidak sampai memecah kepalamu.".
Oleh : Syaifullah, Kamar C 1